Berdasarkan rapor pendidikan SMP Negeri 4 Sleman nilai capaian pada kemampuan literasi di SMP Negeri 4 Sleman pada rapot pendidikan memperoleh hasil 91,11 dan termasuk dalam kategori baik yang artinya sudah 91,11% peserta didik sudah mencapai kompetensi minimum. Meskipun nilai yang diperoleh sudah di atas kemampuan minimum, akan tetapi capaian ini turun 4,45 dari tahun sebelumnya, sehingga masih dipandang perlu untuk ditingkatkan.
Masih belum maksimalnya hasil literasi yang diperoleh SMP Negeri 4 Sleman berakar dari masalah yaitu turunnya capaian pada indikator kompetensi membaca teks sastra (A.1.2) yang mengalami penurunan sebesar 7,16 dari tahun sebelumnya, pada indikator kompetensi mengakses dan menemukan isi teks (A.1.3) (L1) yang mengalami penurunan 3,54 dari tahun sebelumnya, pada indikator kompetensi menginterpretasi dan memahami isi teks (A.1.4) (L2) yang turun 2,36 dari tahun sebelumnya, dan pada indikator kompetensi mengevaluasi dan merefleksi isi teks (A.1.5) (L3) yang turun 3,27 dari tahun sebelumnya. Dapat dilihat bahwa penurunan paling besar adalah pada indikator (A.1.2) sehingga perlu adanya intervensi nyata untuk menaikkan capaian kemampuan literasi pada tahun ini.
Hasil analisis pada raport pendidikan juga menunjukkan bahwa kompetensi-kompetensi yang menyebabkan belum maksimalnya literasi pada siswa dapat disebabkan karena sub indikator pada indikator yang lain, yaitu kualitas pembelajaran (D.1) pada sub indikator metode pembelajaran (D.1.3)
Setelah dianalisis akar masalah dari belum maksimalnya kemampuan literasi pada anak, maka harus dicari solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut. Solusi yang dapat menjawab permasalahan sesuai dengan rumusan oleh Kemdikbudristek adalah:
- Peningkatan kompetensi guru dan kebijakan yang menunjang kompetensi membaca teks sastra
- Peningkatan kompetensi GTK dan kebijakan yang menunjang aktivasi kognitif
Berdasarkan masalah, akar masalah, dan solusi di atas, tim literasi SMP Negeri 4 Sleman membuat Program Penguatan Literasi yang dikembangkan dengan tiga sasaran utama yaitu pendidik, peserta didik, dan lingkungan. Program penguatan
literasi bagi pendidikan dilaksanakan dengan subprogram penguatan literasi pada proses pembelajaran dan penguatan literasi pada kegiatan komunitas belajar.
Pendidik melaksanakan proses pembelajaran yang berbasis literasi. Sumber belajar, bahan ajar, media, dan instrumen penilaiannya berbasis literasi. Pendidik menggunakan sumber belajar yang berasal dari buku teks, buku elektronik, video, rekaman, atau lingkungan yang kaya teks. Bahan ajar yang disusun dapat menguatkan literasi pendidik dan peserta didik. Media yang digunakan beraneka ragam berupa media visual seperti poster, infografis, dan selebaran, media audiovisual seperti video dan film, dan media aural seperti rekaman dan siaran radio. Instrumen penilaiannya berupa soal literasi yang HOTS yang dapat merangsang anak berpikir kritis.
Penguatan literasi pendidik juga dilaksanakan dalam kegiatan komunitas belajar “Guru Bijak” yang ada di SMP Negeri 4 Sleman. Dalam komunitas belajar ini dibagi menjadi tim-tim yang salah satunya adalah tim literasi. Tim literasi bertugas untuk menyampaikan hal-hal yang terkait dengan literasi baik itu dari PMM, hasil workshop dan sebagainya. Selain itu, tim literasi juga bertugas membuat program literasi bagi semua warga sekolah. Dengan kegiatan ini, pendidik dapat saling belajar dalam meningkatkan kecakapan literasinya.
Program penguatan literasi bagi peserta didik dilaksanakan dengan berbagai kegiatan antara lain:
1.Doa Pagi Bersama dalam 3 Bahasa

Doa pagi bersama dalam 3 bahasa rutin dilaksanakan setiap pagi sebelum pembelajaran. Kegiatan ini dipimpin oleh 2 peserta didik yang bergiliran. Tujuan dari kegiatan ini adalah menambah motivasi peserta didik dalam berbahasa dan dalam mengawali pembelajaran. Peserta didik dapat memperkaya kosa kata.
2. Pembiasaan Literasi Pagi
Pembiasaan literasi pagi rutin dilaksanakan seminggu sekali setiap hari Kamis. Kegiatan ini difasilitasi oleh pendidik yang mengajar di jam pertama pada hari Kamis di kelas yang bersangkutan. Sebagai fasilitator, pendidik mengarahkan dan membimbing peserta didik dalam melaksanakan kegiatan literasi pagi. Kegiatannya antara lain membaca terbimbing, membaca nyaring, membaca intensif kemudian membuat ringkasan, dan meresensi buku. Sumber bacaan peserta didik berasal dari buku teks, atau menggunakan aplikasi IPUSNAS, EPERPUS, dan Perpustakaan Digital. Selain kegiatan tersebut, peserta didik juga diajak untuk menganalisis infografis, membuat poster, dan mereview film atau video tertentu. Dengan begitu, kegiatan literasi bukanlah kegiatan yang membosankan karena dilakukan dengan literasi yang multimodal. Dalam kegiatan literasi pagi, peserta didik sudah mempunyai jurnal membaca. Jurnal tersebut diisi sesuai dengan kegiatannya. Pendidik memberi umpan balik dan penilaian serta tanda tangan di jurnal peserta didik. Di akhir semester, peserta didik yang paling literat akan mendapatkan penghargaan dalam kegiatan literasi award.
3. Sabtu Belajar
Kegiatan Sabtu Belajar merupakan kegiatan pembiasaan belajar peserta didik di saat libur sekolah. Kegiatan ini dilaksanakan secara daring dengan menggunakan platform PIJAR. Setiap hari Sabtu, peserta didik mendapatkan beberapa soal dan tugas literasi untuk dikerjakan. Soal dan tugas literasi yang diberikan tidak terlalu banyak dan sulit namun rutin dan tertib dikerjakan. Harapannya, semua peserta didik menjadi semakin dekat dengan soal-soal berbasis literasi dan mampu menyelesaikannya dengan kritis, logis, dan bermakna.
4. Kunjung Perpustakaan
Kegiatan kunjung perpustakaan merupakan kegiatan yang biasa dilakukan peserta didik. Peserta didik mengunjungi perpustakaan dengan tujuan membaca, meminjam atau mengembalikan buku. Di dalam perpustakaan tersedia berbagai buku seperti novel, antologi cerpen, antologi puisi, cerita rakyat, ensiklopedia, dan beberapa buku lainnya. Kegiatan ini menumbuhkan rasa cinta peserta didik terhadap buku dan bacaan sehingga dapat meningkatkan literasi peserta didik.
Lingkungan sekolah yang kaya teks memperkuat literasi warga sekolah. Di SMP Negeri 4 Sleman terdapat beberapa majalah dinding yang menjadi sarana penyaluran ekspresi dan kreativitas warga sekolah. Konten di majalah dinding antara lain seperti cerita, puisi, berita, biografi, jurnal, karikatur dan sebagainya. Selain itu, poster-poster juga terpampang di dinding-dinding. Ada poster tentang lingkungan hidup, anti bullying, kata-kata mutiara berbahasa Jawa dan kata-kata tentang pentingnya budaya literasi membaca. Selain itu, di kantin, di mushola, di UKS, dan di toilet terdapat teks-teks yang mendukung seperti tata cara makan yang baik di kantin, cara menjaga kebersihan tubuh di UKS, dan lain sebagainya.
Pojok baca, teras baca, dan reading street semakin memudahkan peserta didik dalam memperkuat literasinya. Pojok baca terdapat di kelas-kelas. Pojok baca menjadi tempat yang strategis untuk anak-anak istirahat dan meluangkan waktu untuk membaca. Selain itu, ada teras baca dan reading street yang menjadi tempat membaca outdoor bagi peserta didik yang lebih senang membaca di lingkungan terbuka.
